Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman. Pada dasarnya pendidikan adalah wajib bagi siapa saja, kapan saja, dan dapat dilakukan dimana saja. Karena pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Dengan pendidikan maka seseorang akan dapat terangkat harkat dan derajadnya.
Sejak seseorang lahir dapat dikatakan dia sudah mengenal dan membutuhkan pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh secara formal maupun informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilakukan di sekolah. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh diluar sekolah. Seperti misalnya dari lingkungan dan keluarga. Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Banyak waktu dan kesempatan bagi anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut sangat besar pengaruhnya bagi perilaku (Tu’u,2004:16).
Rumah adalah tempat pertama di mana anak memperoleh ilmu, sedangkan orangtua adalah guru pertama yang memberikan ilmu kepadanya. Di rumah anak dapat belajar tentang banyak hal yang mendasar. Ilmu yang ia peroleh di rumah merupakan fondasi bagi hidup anak di masa depan. Oleh karena itu, orangtua harus selalu mengajarkan, menambahkan, dan memupuk hal-hal yang baik kepada anak sejak ia masih kecil supaya menjadi suatu kebiasaan yang baik sampai ia dewasa nanti. Karena anak merupakan hal yang sangat berharga di mata siapapun, khususnya orangtua. Anak adalah perekat hubungan di dalam keluarga, sehingga dapat dikatakan anak memiliki nilai yang tak terhingga.
Selain mengasuh, merawat dan membesarkan anak, orang tua mempunyai tugas yang tidak kalah penting yaitu memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putri mereka. Disini peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya berada pada urutan pertama. Yang harus dilakukan para orang tua antara lain memilih sekolah yang tepat untuk anak, membimbing mereka dalam belajar, sebagai vasilitator, dan sebagai pemberi motivasi atau motivator.
Motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan (Donald dalam Wasty Sumanto, 1998 hal. 203). Motivasi merupakan bagian dari belajar. Terdapat dua faktor yang membuat seseorang termotivasi untuk belajar, yaitu :
1. Faktor Internal
Terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya beljar untuk
Sejak seseorang lahir dapat dikatakan dia sudah mengenal dan membutuhkan pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh secara formal maupun informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilakukan di sekolah. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh diluar sekolah. Seperti misalnya dari lingkungan dan keluarga. Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Banyak waktu dan kesempatan bagi anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut sangat besar pengaruhnya bagi perilaku (Tu’u,2004:16).
Rumah adalah tempat pertama di mana anak memperoleh ilmu, sedangkan orangtua adalah guru pertama yang memberikan ilmu kepadanya. Di rumah anak dapat belajar tentang banyak hal yang mendasar. Ilmu yang ia peroleh di rumah merupakan fondasi bagi hidup anak di masa depan. Oleh karena itu, orangtua harus selalu mengajarkan, menambahkan, dan memupuk hal-hal yang baik kepada anak sejak ia masih kecil supaya menjadi suatu kebiasaan yang baik sampai ia dewasa nanti. Karena anak merupakan hal yang sangat berharga di mata siapapun, khususnya orangtua. Anak adalah perekat hubungan di dalam keluarga, sehingga dapat dikatakan anak memiliki nilai yang tak terhingga.
Selain mengasuh, merawat dan membesarkan anak, orang tua mempunyai tugas yang tidak kalah penting yaitu memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putri mereka. Disini peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya berada pada urutan pertama. Yang harus dilakukan para orang tua antara lain memilih sekolah yang tepat untuk anak, membimbing mereka dalam belajar, sebagai vasilitator, dan sebagai pemberi motivasi atau motivator.
Motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan (Donald dalam Wasty Sumanto, 1998 hal. 203). Motivasi merupakan bagian dari belajar. Terdapat dua faktor yang membuat seseorang termotivasi untuk belajar, yaitu :
1. Faktor Internal
mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
2. Faktor Eksternal
Berupa rangsangan dari luar, yaitu dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat
mempengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
Pemberian motivasi oleh orang tua dapat berupa penguatan atau penghargaan terhadap tingkah laku atau usaha belajar anak yanga baik. Dougherty dan Dougherty (1977) menjelaskan bahwa orang tua dapat mengguankan penghargaan untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan pekerjaan sekolah, dan bertingkah laku sesuai dengan aturan-aturan yang ditentukan oleh sekolah dan orang tua. Selanjutnya Dougherty dan Dougherty menjelaskan bahwa penguatan dari keluarga mempunyai keuntungan dibandingkan dengan penguatan yang dilakukan oleh pihak lain (misalnya guru).
Motivasi yang diberikan dapat pula berupa pujian seperti misalnya “Anak pintar” atau “Kamu hebat sekali dapat nilai 100” pada saat anak mendapatkan nilai yang bagus. Pemberian hadiah juga sering digunakan oleh orang tua agar anak mereka giat belajar dan pada akhirnya dapat naik kelas dengan nilai yang sangat memuaskan. Pemberian motivasi sebaiknya jangan hanya diberikan atau digunakan pada saat anak mendapatkan hasil yang baik dalam belajarnya. Tetapi pemberian motivasi pada saat anak mengalami kesulitan dalam belajar atau disaat anak mengalami kegagalan adalah hal yang diwajibkan bagi para orang tua. Misal pada saat anak mendapatkan nilai yang jelek dalam pelajaran matematika. Seharusnya orang tua memberikan pengertian bahwa mungkin nilai yang diperoleh anak adalah hasil belajar yang kurang maksimal. Sehingga anak akan berusaha untuk belajar dengan maksimal agar mendapatkan nilai bagus dalam mata pelajaran tersebut.
Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris “motivation“. Kata asalnya ialah “motive” yang artinya tujuan. Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.
Menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni:
a. Faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal.
b. Tujuan yang ingin dicapai.
c. Strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.
Dapat disimpulkan motivasi adalah keinginan untuk melakukan suatu tindakan. Suatu kondisi dimana keinginan-keinginan (needs) pribadi dapat mencapai kepuasan. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain atau organisasi.
Jenis-Jenis Motivasi
Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Sunarto (2008) motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan faktor di luar diri disebut ekstrinsik. Faktor instrinsik berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor ekstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain yang kompleks.
Fungsi Motivasi
Menurut Sutisna Sanjaya (2007) fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :
a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu
perbuatan misalnya belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi
akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Belajar
Fungsi Motivasi
Menurut Sutisna Sanjaya (2007) fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :
a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu
perbuatan misalnya belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi
akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Belajar
Menurut W.S. Winkel (2004: 53) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan (tetap) dan berbekas. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Slavin (2000:143) belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Klein dalam Sarifah (2004: 23) mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan yang bersifat permanen dalam tingkah laku sebagai hasil dari proses pengalaman yang tidak dapat ditunjukkan oleh keadaan sementara, kematangan atau pembawaan lahir.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang secara sadar untuk memperoleh suatu perubahan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Motivasi belajar
Menurut Sarah Handayani (2003) motivasi belajar adalah faktor pendukung yang dapat mengoptimalkan kecerdasan anak dan membawanya meraih prestasi. Menurut Sunarto (2008) motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar.
Menurut Muzaqi (2008) motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri para siswa/peserta didik yang dapat menimbulkan, menjamin, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan motivasi belajar, maka siswa/peserta didik dapat mempunyai intensitas dan kesinambungan dalam proses pembelajaran/pendidikan yang diikuti.
Motivasi belajar merupakan faktor pendukung yang dapat mengoptimalkan kecerdasan anak dan membawanya meraih prestasi. Anak dengan motivasi belajar tinggi, umumnya akan memiliki prestasi belajar yang baik. Sebaliknya, rendahnya motivasi akan membuat prestasi anak menurun. Sebab, motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai dengan adanya dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi akan mendorong anak berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan belajar. Ia juga akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa dipaksa.
Pengertian Orang Tua
Menurut Zakiyah Daradjat (2000: 35) orang tua adalah merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Dari Wikipedia Bahasa Indonesia (2009) orangtua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Ali Qaimi (2003) juga mengatakan bahwa orang tua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam melaksanakan tanggung jawab ini. Dari satu sisi, orang tua adalah pembawa warisan keturunan dan di sisi lain merupakan bagian dari masyarakat.
Orang tua merupakan orang yang pertama kali mendidik atau menanamkan pendidikan kepada anak-anaknya, sehingga secara moral keduanya merasa mempunyai tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi, melindungi serta membimbingnya.
Peran Orang Tua
Menurut Nurcholis Madjid (2001) peran orang tua adalah peran tingkah laku, tulada atau teladan, dan pola-pola hubungannya dengan anak yang dijiwai dan disemangati oleh nilai-nilai keagamaan menyeluruh.
Peran orang tua menurut Stainback dan Susan (1999) antara lain:
a. Peran sebagai fasilitator Orang tua bertanggung jawab menyediakan diri untuk terlibat dalam membantu
belajar anak di rumah, mengembangkan keterampilan belajar yang baik, memajukan pendidikan dalam
keluarga dan menyediakan sarana alat belajar seperti tempat belajar, penerangan yang cukup, buku-buku
pelajaran dan alat-alat tulis.
b. Peran sebagai motivator Orang tua akan memberikan motivsi kepada anak dengan cara meningkatkan
motivasi dalam mengerjakan tugas rumah, mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan
stres yang berkaitan dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan sekoalah dan
memberi penghargaan terhadap prestasi belajar anak dengan memberi hadiah maupun kata-kata pujian.
c. Peran sebagai pembimbing atau pengajar Orang tua akan memberikan pertolongan kepada anak
dengan siap membantu belajar melalui pemberian penjelasan pada bagian yang sulit dimengerti oleh anak,
membantu anak mengatur waktu belajar, dan mengatasi masalah belajar dan tingkah laku anak yang kurang
baik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua adalah sebagai pendidik dan pembimbing anak dalam pendidikan non formal.
Pengaruh Peran Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Menurut Sri Rahmawati penanaman motivasi belajar pada anak oleh orang tua harus dilakukan sejak dini agar lebih ajeg dan menetap dalam diri anak. Hendaknya orang tua tak hanya menekankan motivasi belajar untuk meraih prestasi dalam bidang akademik semata. Jangan hanya melihat kecerdasan anak dari ranking saja. Tapi, lihatlah bagaimana ia bersosialisasi, bagaimana kreativitasnya, gerak tubuhnya, dan lain-lain.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk merangsang minat atau memberi motivasi anak dalam belajar. Rangsangan tersebut merupakan dorongan ekstrinsik (dorongan yang datang dari luar). Motivasi yang diberikan dapat berupa:
a. Pemberian perhatian
Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak dapat berpengaruh terhadap motivasi
belajarnya. Misalnya pada saat anak pulang sekolah hendaknya orang tua menanyakan apa
saja yang dilakukan di sekolah. Dengan seringnya orang tua menanyakan kepada anak tentang
kegiatannya di sekolah dapat membangkitkan motivasi belajar karena dia merasa
mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tuanya.
b. Pemberian hadiah
Pemberian hadiah sering digunakan oleh orang tua kepada anak jika anak berhasil melakukan
suatu kegiatan. Hadiah tersebut pada umumnya berbentuk benda. Orang tua akan
menjanjikan kapada anak untuk membelikan sepatu baru jika dia berhasil naik kelas dengan
nilai yang bagus. Hadiah tersebut dapat memotivasi anak agar mereka giat belajar.
c. Pemberian penghargaan
Pemberian penghargaan diberikan oleh orang tua dalam rangka memberikan penguatan dari
dalam diri anak. Misal jika nilai ulangan anak baik, orang tua memberikan pujian dan
senyuman yang dapat membuat anak senang. Jika nilai ulangan anak jelek, orang tua tidak
boleh memarahinya, tetapi ditannyakan mengapa nilai ulangannya jelek.
d. Pemberian hukuman
Pemberian hukuman juga merupakan salah satu bentuk motivasi. Sebagai contoh orang tua melarang anak
untuk menonton televisi sebelum mereka selesai belajar atau selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman. Maka dalam hal ini orang tua mempunyai tugas yang sangat penting dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putri mereka. Orang tua berperan amat penting dalam membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar anak. Orang tua adalah guru pertama bagi anak karena orang tualah yang pertama kali mendidik atau menanamkan pendidikan kepada anak-anaknya.
Klein dalam Sarifah (2004: 23) mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan yang bersifat permanen dalam tingkah laku sebagai hasil dari proses pengalaman yang tidak dapat ditunjukkan oleh keadaan sementara, kematangan atau pembawaan lahir.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang secara sadar untuk memperoleh suatu perubahan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Motivasi belajar
Menurut Sarah Handayani (2003) motivasi belajar adalah faktor pendukung yang dapat mengoptimalkan kecerdasan anak dan membawanya meraih prestasi. Menurut Sunarto (2008) motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar.
Menurut Muzaqi (2008) motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri para siswa/peserta didik yang dapat menimbulkan, menjamin, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan motivasi belajar, maka siswa/peserta didik dapat mempunyai intensitas dan kesinambungan dalam proses pembelajaran/pendidikan yang diikuti.
Motivasi belajar merupakan faktor pendukung yang dapat mengoptimalkan kecerdasan anak dan membawanya meraih prestasi. Anak dengan motivasi belajar tinggi, umumnya akan memiliki prestasi belajar yang baik. Sebaliknya, rendahnya motivasi akan membuat prestasi anak menurun. Sebab, motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai dengan adanya dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi akan mendorong anak berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan belajar. Ia juga akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa dipaksa.
Pengertian Orang Tua
Menurut Zakiyah Daradjat (2000: 35) orang tua adalah merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Dari Wikipedia Bahasa Indonesia (2009) orangtua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Ali Qaimi (2003) juga mengatakan bahwa orang tua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam melaksanakan tanggung jawab ini. Dari satu sisi, orang tua adalah pembawa warisan keturunan dan di sisi lain merupakan bagian dari masyarakat.
Orang tua merupakan orang yang pertama kali mendidik atau menanamkan pendidikan kepada anak-anaknya, sehingga secara moral keduanya merasa mempunyai tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi, melindungi serta membimbingnya.
Peran Orang Tua
Menurut Nurcholis Madjid (2001) peran orang tua adalah peran tingkah laku, tulada atau teladan, dan pola-pola hubungannya dengan anak yang dijiwai dan disemangati oleh nilai-nilai keagamaan menyeluruh.
Peran orang tua menurut Stainback dan Susan (1999) antara lain:
a. Peran sebagai fasilitator Orang tua bertanggung jawab menyediakan diri untuk terlibat dalam membantu
belajar anak di rumah, mengembangkan keterampilan belajar yang baik, memajukan pendidikan dalam
keluarga dan menyediakan sarana alat belajar seperti tempat belajar, penerangan yang cukup, buku-buku
pelajaran dan alat-alat tulis.
b. Peran sebagai motivator Orang tua akan memberikan motivsi kepada anak dengan cara meningkatkan
motivasi dalam mengerjakan tugas rumah, mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan
stres yang berkaitan dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan sekoalah dan
memberi penghargaan terhadap prestasi belajar anak dengan memberi hadiah maupun kata-kata pujian.
c. Peran sebagai pembimbing atau pengajar Orang tua akan memberikan pertolongan kepada anak
dengan siap membantu belajar melalui pemberian penjelasan pada bagian yang sulit dimengerti oleh anak,
membantu anak mengatur waktu belajar, dan mengatasi masalah belajar dan tingkah laku anak yang kurang
baik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua adalah sebagai pendidik dan pembimbing anak dalam pendidikan non formal.
Pengaruh Peran Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Menurut Sri Rahmawati penanaman motivasi belajar pada anak oleh orang tua harus dilakukan sejak dini agar lebih ajeg dan menetap dalam diri anak. Hendaknya orang tua tak hanya menekankan motivasi belajar untuk meraih prestasi dalam bidang akademik semata. Jangan hanya melihat kecerdasan anak dari ranking saja. Tapi, lihatlah bagaimana ia bersosialisasi, bagaimana kreativitasnya, gerak tubuhnya, dan lain-lain.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk merangsang minat atau memberi motivasi anak dalam belajar. Rangsangan tersebut merupakan dorongan ekstrinsik (dorongan yang datang dari luar). Motivasi yang diberikan dapat berupa:
a. Pemberian perhatian
Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak dapat berpengaruh terhadap motivasi
belajarnya. Misalnya pada saat anak pulang sekolah hendaknya orang tua menanyakan apa
saja yang dilakukan di sekolah. Dengan seringnya orang tua menanyakan kepada anak tentang
kegiatannya di sekolah dapat membangkitkan motivasi belajar karena dia merasa
mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tuanya.
b. Pemberian hadiah
Pemberian hadiah sering digunakan oleh orang tua kepada anak jika anak berhasil melakukan
suatu kegiatan. Hadiah tersebut pada umumnya berbentuk benda. Orang tua akan
menjanjikan kapada anak untuk membelikan sepatu baru jika dia berhasil naik kelas dengan
nilai yang bagus. Hadiah tersebut dapat memotivasi anak agar mereka giat belajar.
c. Pemberian penghargaan
Pemberian penghargaan diberikan oleh orang tua dalam rangka memberikan penguatan dari
dalam diri anak. Misal jika nilai ulangan anak baik, orang tua memberikan pujian dan
senyuman yang dapat membuat anak senang. Jika nilai ulangan anak jelek, orang tua tidak
boleh memarahinya, tetapi ditannyakan mengapa nilai ulangannya jelek.
d. Pemberian hukuman
Pemberian hukuman juga merupakan salah satu bentuk motivasi. Sebagai contoh orang tua melarang anak
untuk menonton televisi sebelum mereka selesai belajar atau selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman. Maka dalam hal ini orang tua mempunyai tugas yang sangat penting dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putri mereka. Orang tua berperan amat penting dalam membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar anak. Orang tua adalah guru pertama bagi anak karena orang tualah yang pertama kali mendidik atau menanamkan pendidikan kepada anak-anaknya.